Pangandaran - Gula kelapa atau lebih dikenal dengan gula merah atau gula jawa mungkin sudah tidak asing lagi, khususnya untuk masyarakat di Kabupaten Pangandaran, gula kelapa banyak dimanfaatkan untuk berbagai makanan dan minuman sehari-hari.sebagai bahan baku industri seperti pabrik kecap dan industri dodol serta jenang.Minggu,(6/7/2014).
Salah satu pengrajin gula kelapa Ny.Ira (31) yang tinggal numpang ditanah milik pengusaha gula di Dusun Cibenda RT 02 RW 14 Desa Cibenda Parigi,dirinya mengaku sudah menekuni pembuatan gula sekitar 5 tahun lebih.
"Dalam sehari rata-rata menghasilkan gula yang sudah jadi antara 9 sampai 10 Kilogram dan dijualnya seharga Rp.8000,- /Kilogramnya ke Bandar,"ungkapnya
Dirinya mengharapkan dari Pemerintah agar ada pelatihan khusus terhadap para pengrajin gula agar bisa menghasilkan gula yang berkualitas juga tempat usaha layak.
"Di Kabupaten Pangandaran penghasilan gula kelapa sangatlah potensi dan bisa menjadi komoditi unggulan terhadap pendapatan daerah selain dari Pariwisata," harap Ira.
Lain halnya Solihun (28) sebagai pengambil air nira mengatakan biasanya mulai beraktifitas menyadap air nira sekitar pukul 05.30 - 09.00 WIB dari atas pohon yang tingginya kira-kira mencapai 30 meter, dan bukan hanya satu pohon yang dia panjat melainkan 25 pohon pada pagi hari.
"Alhamdulilah masih kuat berpuasa,untuk sekarang ini penghasilan nira berkurang karena mungkin cuacanya sedang tidak bagus,"tutur Solihun.
Menurutnya saat memanjat pohon biasanya naik keatas pohon kelapa dengan membawa beberapa tempat yang terbuat dari bekas ember cat sebagai wadah air nira yang sudah diberikan laru alami dari kapur dan cangkang manggis untuk mencegah terjadinya fermentasi.
"Air nira dapat terisi setelah 7-8 jam. Tapi setelah mendapat air nira jangan menunggu hingga 2 jam, itu harus segera di proses memasak agar air nira tidak berubah menjadi arak," tuturnya.