Berita Pangandaran

Banjir Surut Warga Bersihkan Rumah

Rabu, 16 Juli 2014 04:26 WIB Redaksi 549
Banjir Surut Warga Bersihkan Rumah

CIJULANG,(KP),-
Pasca-banjir yang menggenangi di wilayah empat dusun dari dua Desa di Kecamatan Cijulang sudah berangsur-angsur surut. Sejumlah warga mengaku, air kembali surut pada Senin, (14/7/2014) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Pada pagi hari, warga yang semula mengungsi kembali ke rumahnya masing-masing selanjutnya beraktifitas membereskan rumah dan perabotan yang terendam bajir. Sebagian warga lainnya memanfaatkan kondisi tersebut dengan memancing ikan karena banyak kolam yang luber.
Salah seorang warga yang mengungsi, Ratimi (39) warga Dusun Kalensari menuturkan, Ia terpaksa dievakuasi ke Pesantren Kalangsari karena saat banjir, rumahnya tergenang setinggi satu meter.
"Kami yang dievakuasi diberi makanan untuk berbuka puasa. Tetapi barang-barang di rumah sebagian terendam. Apalagi alat-alat eletronik seperti televisi, pasti pada rusak,"katanya.
Ratimi berharap pemerintah memberikan bantuan untuk meringankan beban deritanya. Apalagi saat ini menghadapi hari Raya Idul Fitri.
"Kemarin sudah didata oleh Pak Kadus. Mudah-mudahan tidak hanya didata, tetapi ada bukti kongkrit memberikan bantuan untuk meringangkan penderitaan kami sebagai korban banjir,"harapnya.
Kepala Polisi Sektor Cijulang Ajun Komisaris Kusdinar SH mengatakan, air yang merendam empat dusun dan dua desa di wilayah Kecamatan Cijulang tidak sampai merenggut korban jiwa.
Banjir yang Aneh
Sementara itu di Kalipucang, penjaga pintu air wilayah sungai perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah Ahmad mengatakan, banjir kali ini merupakan bajir yang cukup aneh. Pasalnya kata Ahmad, saat terjadi bajir setinggi satu meter di hilir tetapi di pintu air kondisinya normal.
"Saya rasa ini kuasa Allah. Karena di perkampungan ketinggian air lebih tinggi dari pada di lokasi saluranpintu air. Padahal bila melihat rumusnya, harusnya ketinggian air baik d pintu air atau di lokasi banjir itu sama,"ucap Ahmad.
Disinggung apakah terjadi kerusakan pintu air sehingga dimungkinkan ada kebocoran, Ahmad memastikan tak ada kerusakan pada pintu air. Ka­rena disamping pintu air memakai klep juga dirinya bersama petugas pintuyang lainnya selalu mengontrol pintu dan membuang sampah yang
tersangkut di klep pintu air tersebut.
"Saya tak ada yang jebol. Karena kami rutin mengon­trol­nya,"ujar Ahmad yang bekerja sejak 1083 silam dengan me­nangani tujuh pintu air, yakni pintu klep air di Sentolo Desa Kalipucang, pintu air Gunung Goong dan Cibuluh di Desa Cibuluh, pintu air Dahon Malang dandrainase Ban­jarharja, pintu klep Citunggilis dan pintu air Cirapuan Desa Tunggilis.

***Sumber: HU Kabar Priangan



Scroll to Top