Jakarta - Pusat Pengelolaan dan operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) melaporkan 110 rumah rusak dan 75 keluarga (KK) terdampak setelah gempa berkekuatan 6,2 SR melanda wilayah Kabupaten Galt di Jawa Barat.
"Hingga saat ini, pukul 14.00 WIB, jumlah rumah terdampak sudah mencapai 27 dari sebelumnya 110 rumah," kata Abdul Muhari, kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Bnpb dalam rilis yang disiarkan bnpb di Jakarta, Minggu.
Dia menjelaskan, jumlah bangunan dan korban jiwa meningkat sejak laporan awal disampaikan bnpb.
Rinciannya tergantung tingkat kerusakannya adalah rumah rusak berat (RB), rumah rusak sedang (RS), rumah rusak ringan (RR) 34, rumah terdampak (11), dan rumah rusak (41).
Dari jumlah tersebut, 41 rumah rusak di Provinsi Galut, 24 di Provinsi Bandung, 17 di Provinsi Sukabumi, 7 di Provinsi Tasikmalaya dan 5 di Provinsi Tasikmalaya.
Selain rumah dan tempat tinggal, gempa yang melanda Sabtu malam juga menyebabkan rusaknya fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, fasilitas kesehatan dan rumah sakit.
Selain bangunan, korban yang terkena dampak gempa juga meningkat. Hingga Minggu siang, BNPB melaporkan delapan orang luka-luka akibat gempa dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya, hanya mencapai 27 keluarga.
Kemudian, pihaknya meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang sudah retak atau rusak akibat gempa dan memastikan serta memastikan bahwa kondisi setiap rumah cukup tahan gempa dan tidak mempengaruhi kestabilan.
Pada kesempatan yang sama, BPBD Jabar beserta BPBD wilayah dan kota terdampak yaitu Bupati Garut, Bupati Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Bupati Sukabumi, Bupati Bandung Barat, Bupati Ciamis, Bupati Bandung, Bupati Pangandaran, Bupati Sumedang, dan Kota Banjar dicantumkan dalam inventarisasi
.
Setelah upaya tersebut rampung, BPBD di Jawa Barat bersama kabupaten dan kota akan segera melakukan perbaikan fasilitas umum, pembersihan material dampak gempa dan perbaikan rumah warga.
Meski demikian, BPBD di Jabar mengatakan situasi saat ini cenderung lebih terkendali setelah terjadi gempa. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan permasalahan yang tidak dapat dijelaskan kebenarannya.
Sebelumnya, pada Sabtu (27/4) pukul 23.29 WIB, episentrum gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Kabupaten Galt sedalam 70 kilometer dengan parameter 8,42 LS dan 107,26 BT.
Menurut laporan BMKG, melihat lokasi episentrum dan kedalaman episentrum, gempa yang terjadi merupakan gempa tipe menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat., biasa disebut gempa intra-lempeng (Intra-plate earthquake).